Apakah Kusta Mudah Menular?
Penyakit kusta, yang kini lebih dikenal dengan penyakit lepra, atau sering disebut juga sebagai penyakit Morbus Hansen merupakan infeksi yang terjadi pada kulit.
Kusta sempat dianggap sebagai penyakit yang diakibatkan karena telah melakukan dosa besar. Hal ini menyebabkan penderita kusta sering dikucilkan, karena kulit penderita terlihat sangat mengerikan.
Itu hanya mitos. Karena penyakit kusta disebabkan oleh bakteri Mycobacterium leprae, bakteri ini menyerang saraf tepi, kemudian kulit, saluran pernapasan atas dan organ lain, kecuali saraf pusat. Dan jika Anda terlambat mengobati kusta, penderita berisiko mengalami hilangnya sensibilitas, kelemahan otot, deformitas atau kerusakan pada tangan dan kaki, serta gangguan pada mata.
Gejala yang muncul
Penyakit kusta cenderung tidak mudah dideteksi. Pasalnya bakteri Mycobacterium Leprae membutuhkan waktu sekitar 2 hingga 10 tahun untuk berkembang di dalam tubuh manusia. Sehingga gejala visual kusta muncul amat sangat lambat. Ini menyebabkan kusta dikLama sekali tidak mendengar penyakit kusta, ya. Namun tidak berarti penyakit yang dianggap tua ini hilang. Pasalnya kusta masih ada hingga saat ini di negara kita.
Sempat dipublikasikan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, masih ada beberapa wilayah di Indonesia yang belum benar-benar bebas kusta. Masih lebih dari 1 per 10.000 orang yang mengidap, yakni di wilayah Jawa bagian timur, Sulawesi, Papua, Papua Barat, Maluku dan Maluku Utara. Meski demikian, bukan berarti kasus kusta tidak ditemukan di provinsi lainya.
Tak dipungkiri, kasus kusta masih ada. Yang menjadi fokus saat ini jangan sampai ada penularan atau kasus baru, dan menghindari penderita kusta mengaalami kecacatan. Bicara soal penularan, banyak mitos di luar sana yang menyebutkan kalau kusta menular. Benarkah? Yuk, kita kenal lebih dalam tentang penyakit kusta!
Mengenal kusta
Umumnya, gejala yang muncul pada fase awal, yaitu:
· Timbul bercak putih pada kulit, awalnya terlihat sedikit, lama kelamaan semakin banyak dan melebar.
· Kulit menebal dan mati rasa. Anda tidak lagi dapat merasakan rasa sakit saat kulit terluka atau terbakar. Kondisi inilah yang sering menyebabkan pengidap kusta mengalami luka tanpa menyadarinya.
· Gejala di atas umumnya menyerang bagian tangan, kaki, dan wajah terlebih dahulu, kemudian menyebar ke seluruh tubuh.
Fase selanjutnya, gejala yang muncul, yaitu:
· Perubahan pada wajah, terlihat berbenjol-benjol dan tegang.
· Timbul kerusakan pada mata.
· Pada kasus yang sudah parah, penderita dapat mengalami pemendekan jari jemari.
· Otot menjadi lemah hingga sulit melakukan aktivitas sehari-hari.
Penularan kusta
Bakteri kusta yang bersarang di tubuh manusia, banyak terdapat pada mukosa hidung. Cairan lendir yang keluar dari hidung ini diyakini sebagai salah satu cara penularan bakteri kusta. Cara lainnya adalah lewat kulit.
Meski kusta termasuk salah satu penyakit menular, tetapi kusta sebenarnya sangat sulit menular. Sejumlah penelitian mengemukakan kecil kemungkinan terpapar penyakit kusta akibat bersentuhan dengan penderita. Penularan kusta tidak semudah yang ditakutkan oleh banyak orang.
Hanya mereka yang memiliki kontak erat dan dalam intensitas waktu lama, yang biasanya berisiko tertular kusta. Kemunculannya pun dipengaruhi oleh sistem imun atau kekebalan tubuh seseorang.
Penyakit kusta juga tidak diwariskan lewat genetik, diwariskan oleh ibu hamil kepada janinnya, dan tidak menyebar melalui hubungan seksual.
Pengobatan yang dilalui
Setelah di diagnosis kusta, dokter akan melakukan pengobatan berupa pemberian antibiotik dalam jangka waktu tertentu untuk membunuh bakteri.
Selain itu, penderita kusta juga akan diminta untuk memperhatikan adanya kelainan pada tubuhnya sendiri, melakukan pengecekan setiap hari untuk melihat adanya memar, luka, borok, atau masalah pada kulitnya, sehingga mencegah terjadinya kerusakan lebih lanjut.