Rosacea: Penyakit Kulit yang Gejalanya Mirip dengan Alergi
Rosacea merupakan penyakit yang bersifat kambuhan, dalam artian anda dapat mengalaminya selama beberapa waktu dan membaik dengan pengobatan, namun di kemudian hari bisa timbul kembali bila berhadapan dengan faktor pemicunya.
Gejala Rosacea Berdasarkan Jenisnya
Pada umumnya, rosacea ditandai dengan kulit yang memerah, terasa panas dan terbakar, menjadi lebih sensitif dan terlihat adanya pembuluh darah yang melebar. Selain itu, timbul pula tanda lain berdasarkan jenis rosacea.
- Gejala Rosacea Erythematotelangiectatic (ETR) atau Subtipe 1, kulit terlihat kemerahan dan tampak membengkak, serta terasa kering dan kasar.
- Gejala Papulopustular (Subtipe 2), terlihat warna kemerahan yang lebih menetap disertai gambaran beruntus kemerahan dan berisi nanah. Rasa panas dan terbakar lebih ringan dibandingkan dengan tipe ETR.
- Gejala Rosacea Rhinophyma (Subtipe 3) ditandai dengan kulit menebal dan berbenjol-benjol terutama di bagian hidung, namun dapat pula timbul dagu, dahi, pipi dan telinga. Permukaan kulit terlihat kasar dan cenderung tidak rata.
- Gejala Rosacea Rosacea Ocular (Subtipe 4), kelainan kulit paling sering terjadi di kelopak mata berupa pembengkakan, kulit menebal dan bersisik. Dapat disertai keluhan lain seperti mata berair, mudah silau, terasa berpasir, kering dan gatal. Pada kasus yang berat dapat terjadi keratitis yang menyebabkan penurunan kemampuan penglihatan.
Apabila tidak ditangani, rosacea bisa semakin parah. Sumber: www.aad.org
Faktor Penyebab Rosacea
Angka kejadian rosacea belum diketahui pasti, namun lebih sering terjadi pada orang yang berkulit putih baik itu pria maupun wanita,, terutama mereka yang berusia antara 30-60 tahun. Selain itu, beberapa hal berikut juga bisa menjadi penyebab seseorang mengalami rosacea:
- Faktor lingkungan seperti cuaca panas dan dingin, sinar matahari, dan angin
- Makanan pedas
- Minuman beralkohol
- Kosmetik
- Obat-obat oles yang menyebabkan iritasi
- Menopause
Diagnosis
Pemeriksaan fisik merupakan metode yang bisa dilakukan pada kasus rosacea. Dokter akan mengevaluasi gejala yang dialami oleh pasien, karena penyakit ini memiliki gejala yang mirip dengan alergi, jerawat, dermatitis, lupus bahkan psoriasis. Selain pemeriksaan fisik, dokter juga akan melihat riwayat kesehatan, baik pasien maupun keluarga pasien.
Penanganan
Apabila mengalami rosacea, Anda dapat berkonsultasi langsung dengan dokter spesialis kulit dan kelamin. Biasanya, Anda akan diberikan obat berupa krim maupun obat minum antibiotik. Penggunaan obat secara teratur diperlukan untuk mengontrol gejala yang datang. Namun, bukan tidak mungkin Anda perlu obat kombinasi apabila mengalami rosacea yang lebih serius. Bahkan, pada beberapa kasus yang lebih parah seperti pembengkakan hidung, meski jarang terjadi, diperlukan pembedahan atau terapi laser.
Cegah Risiko Rosacea!
Ada cara yang bisa Anda lakukan agar rosacea tidak mudah timbul, yaitu dengan menghindari faktor pencetusnya. Lindungi kulit dari pajanan sinar matahari dengan selalu menggunakan tabir surya ber-SPF minimal 30. Pelembap yang diaplikasikan setiap hari juga penting untuk melindungi dan melembapkan kulit. Anda dapat pula menggunakan foundation ringan sebagai kosmetik harian. Hindari penggunaan kosmetik yang merangsang kulit seperti penggunaan astringent dan toner. Selain itu, yang tidak kalah penting adalah menjaga kebersihan kulit dengan rajin membersihkan wajah setiap habis beraktivitas seharian dengan pembersih wajah yang lembut dan ditujukan untuk kulit sensitif.