Apakah Pria Juga Butuh Vaksin HPV?
![Apakah Pria Juga Butuh Vaksin HPV?](https://perdoski.id/uploads/original/2017/10/media-1507257641.jpg)
Selama ini, human papillomavirus (HPV) dianggap hanya bisa menginfeksi kaum wanita. Namun jangan salah, pria juga bisa terkena virus ini. Cara yang paling mudah adalah berhubungan seks dengan mereka yang sudah terinfeksi, baik melalui seks konvensional, seks anal, atau bahkan seks oral. Bahkan seseorang tak harus melakukan penetrasi secara penuh, hanya dengan menyentuh dari kulit ke kulit saja, HPV sudah dapat berpindah dengan mudah.
Bisa menyebabkan kanker
Sebagian besar virus bisa hilang dengan sendirinya. Tapi ada juga yang tidak hilang dan dapat menyebabkan kutil kelamin, bahkan kanker. Perhatikan kondisi Anda, jika di bagian kelamin terdapat kutil, pertumbuhan daging yang tidak biasa, ada benjolan di skrotum atau anus, bahkan rongga mulut Anda, segeralah konsultasi pada dokter. Terutama bila gejala tersebut tidak hilang dan makin parah. Perlu Anda ketahui, kutil kelamin bisa muncul lagi setelah Anda melakukan perawatan, namun begitu jenis HPV yang menyebabkan kutil umumnya bukan penyebab kanker.
Pria mana saja yang sebaiknya mendapatkan vaksin HPV?
Di Indonesia, vaksin HPV belum menjadi vaksinasi dasar dan belum digunakan secara luas. Vaksin HPV dapat diberikan dengan indikasi:
- Pada anak laki-laki usia 10-12 tahun.
- Pada laki-laki dengan risiko tinggi mendapatkan infeksi ini, misal laki-laki homoseksual atau mereka yang suka berganti-ganti pasangan (baik laki-laki maupun perempuan).
- Pria yang sudah dinyatakan mengidap HIV atau sistem kekebalan tubuh yang lemah selama usia 26 tahun, jika mereka tidak mendapatkan vaksinasi saat mereka masih muda
Di Amerika, vaksin ini juga diindikasikan pada populasi telah terinfeksi HPV dengan koinfeksi HIV.
Perlu diketahui, vaksin HPV memang dapat diberikan pada pria yang berusia 26 tahun. Namun akan lebih efektif bila diberikan di usia 10-12 tahun. Vaksin HPV diklaim dapat melindungi pria dari beberapa tipe HPV. 4 tipe tersering, dua di antaranya dapat menyebabkan kutil kelamin, sementara 2 lainnya dapat menyebabkan kanker anus. Vaksin ini sifatnya memberikan kekebalan, sehingga secara fungsi ia hanya akan mencegah infeksi. Jika sudah terlanjur terkena, maka tidak bisa menyembuhkan infeksi.
Semua orang yang sering berganti-ganti pasangan seksual, mempunyai risiko tertular HPV. Ketahuilah bahwa kondom tidak dapat melindungi 100% infeksi HPV. Tindakan sirkumsisi atau sunat merupakan salah satu tindakan pencegahan dari infeksi HPV ini. Setialah pada 1 pasangan dan hiduplah dengan sehat agar terhindar dari infeksi HPV.