Area Kewanitaan Berbau Tak Berarti Tanda Tak Sehat. Kenali Penyebabnya
Banyak iklan produk pembersih vagina yang menjanjikan aroma vagina wangi semerbak bunga. Ini membuat perempuan merasa galau, dan berpikir seperti itulah aroma kewanitaan yang seharusnya. Belum lagi beragam produk yang dijajakan di etalase toko, yang hampir semua menawarkan solusi “Membuat vagina Anda lebih wangi dan segar sepanjang hari”. Kekeliruan tersebut kerap menyesatkan perempuan dan akhirnya memilih produk yang salah, dan malah berpotensi membuat vagina teriritasi atau berrisiko keputihan.
Sebelum Anda mengklaim vagina Anda berbau dan cepat-cepat memutuskan untuk menggunakan pembersih area kewanitaan mengandung parfum, Anda perlu mengenali terlebih dahulu penyebab bau vagina.
Mengapa Vagina Berbau?
Seperti yang dipaparkan dr. Hanny Nilasari, SpKK., adalah normal bila area kewanitaan Anda mengeluarkan sedikit bau. Asalkan tak menyengat, itu tandanya vagina Anda sehat. Vagina adalah ekosistem bagi bakteri dan flora baik dan cairan normal yang berfungsi menjaga keseimbangan pH vagina itu sendiri, yaitu 3,5-4,5. Wajar bila bakteri dan flora tersebut akhirnya mengeluarkan aroma alami vagina.
Aroma vagina dapat tercium kurang lebih dari jarak 30 sentimeter. Apabila aroma yang dikeluarkan terlalu menyengat dan berbau tak sedap, Anda perlu berkonsultasi dengan dokter, karena bisa jadi itu tanda adanya masalah di area kewanitaan Anda.
Beberapa Penyebab Bau Vagina
Setiap perempuan memiliki pola makan, aktivitas dan kondisi kesehatan yang berbeda-beda. Aroma vagina perempuan tentu juga berbeda-beda sesuai kondisi tersebut. Perempuan yang lebih sering berkeringat bisa jadi memiliki aroma vagina yang lebih kuat.
Pola makan
Makanan yang Anda makan berpengaruh pada aroma tubuh Anda, termasuk area kewanitaan. Jenis bawang-bawangan sepert bawang putih, bawang merah, rempah-rempah, junk food dan daging merah adalah beberapa makanan yang turut memengaruhi bau vagina Anda.
Keringat
Seperti kaki yang kerap terbungkus sepatu, dan juga ketiak, area kewanitaan cenderung lebih mudah untuk lembap karena tidak mendapat sirkulasi udara sebanyak bagian tubuh lainnya. Akibatnya, lebih mudah berkeringat dan menyebabkan bau. Namun ini wajar. Atasi dengan rajin mengganti pakaian dalam terutama sehabis berolahraga dan melakukan aktivitas yang mengeluarkan keringat berlebih.
Mengonsumsi obat-obatan tertentu
Obat-obatan seperti antibiotik bisa memengaruhi kondisi keseimbangan bakteri pada vagina dan menyebabkan keputihan atau mengeluarkan aroma. Ada pula jenis antibiotik yang dapat menyebabkan vagina lebih kering dan memicu gangguan pada vagina.
Perubahan hormon
Saat menstruasi, aroma pada vagina Anda lebih kuat karena perubahan hormon. Baunya pun bervariasi pada setiap perempuan, tergantung siklus bulanan masing-masing. Terapi hormon, penggunaan pil KB, serta memasuki masa menopause juga turut memengaruhi keseimbangan pH dan bau vagina.
Area kewanitaan yang kurang bersih
Kurang menjaga kebersihan area kewanitaan juga dapat memicu bau vagina. Contohnya, lupa mengganti pembalut saat menstruasi. Ini bisa menyebabkan bakteri berkembang dan mengeluarkan bau yang buruk. Gantilah pembalut secara rutin saat menstruasi untuk menjaga vagina tetap bersih. Bersihkan juga area vagina dengan benar setiap hari. Hindari produk sabun mengandung pewangi dan antiseptik.
Bacterial Vaginosis (BV)
Vagina adalah rumah bagi bakteri baik, namun bila kondisi ‘rumah’ tersebut terganggu, bakteri jahat seperti BV bisa timbul lebih banyak jumlahnya dari bakteri baik. BV paling sering disebabkan oleh pertumbuhan bakteri Gardnerella vaginalis yang berlebih. Salah satu gejalanya adalah mengeluarkan bau amis menyengat dari vagina. Bila anda terkena BV, segera hubungi dokter spesialis kulit dan kelamin agar dapat diberikan antibiotik yang tepat.