EFEK KADAR SERUM ESTRADIOL FASE BLEEDING SIKLUS MENSTRUASI PADA AKTIVITAS FIBROBLAS DERMIS MANUSIA
Pembedahan elektif selama fase bleeding siklus menstruasi sering dihindari terkait gangguan koagulasi. Salah satu hormon yang berhubungan dengan proses penyembuhan luka adalah estrogen. Kadar estrogen berfluktuasi sepanjang siklus menstruasi dan berada pada kadar terendah selama fase bleeding. Penelitian eksperimental ex vivo dilakukan pada 16 perempuan berusia 18–40 tahun yang memiliki siklus menstruasi teratur. Darah vena subjek diambil sebanyak 5ml pada fase bleeding dan ovulasi. Kemampuan penyembuhan luka dari masing-masing serum dinilai dengan mengukur proliferasi fibroblas dan deposisi kolagen fibroblas kulit. Ovulasi ditentukan dengan uji pakis saliva, kadar estradiol serum diukur menggunakan Cobas Elecsys®, proliferasi fibroblas menggunakan MTT assay, dan deposisi kolagen dengan sirius red. Hasil penelitian menunjukkan rerata kadar serum estradiol pada fase bleeding dan ovulasi berturut-turut adalah 29,6±10,5pg/dl dan 180,1±164,5pg/dl. Rerata indeks proliferasi fibroblas yang dipajankan pada fase bleeding dan ovulasi adalah 1,09±0,63 dan 1,44±0,66. Rerata densitas optik kolagen fibroblas yang terpajan serum fase bleeding dan ovulasi adalah 0,47±0,2 dan 0,54±0,14. Seluruhnya menunjukkan perbedaan yang bermakna secara statistik (p<0,05). Serum fase bleeding memiliki kemampuan penyembuhan luka yang lebih rendah dibandingkan dengan serum fase ovulasi. Kebijakan untuk tidak melakukan pembedahan elektif selama fase bleeding, selain terkait dengan gangguan pembekuan darah juga terkait dengan proses penyembuhan luka.
Kata kunci: menstruasi estradiol ovulasi proliferasi fibroblas deposisi kolagen penyembuhan luka