Cari Tahu tentang Dermatitis Kontak dan Hubungannya dengan Profesi
Dunia kerja tak sebatas hanya kantor yang berisi komputer, kertas dan pulpen. Ada beberapa pekerjaan yang mengharuskan pekerjanya kontak langsung dengan benda-benda atau zat-zat tertentu. Pada sebagian orang, menyentuh atau zat tertentu tersebut tak menimbulkan efek apapun. Namun pada sebagian lainnya, benda atau zat tersebut dapat menyebabkan iritasi atau memicu alergi.
Pengertian Dermatitis Kontak
Saat kulit meradang atau iritasi setelah menyentuh atau kontak langsung dengan benda-benda atau zat-zat tertentu, inilah yang dinamakan dermatitis kontak. Gejalanya antara lain ditandai dengan ruam kemerahan, rasa gatal, kulit meradang, pecah-pecah, bahkan bengkak disertai rasa nyeri.
Dermatitis kontak terjadi bila kulit bersentuhan langsung dengan zat tertentu yang menyebabkan iritasi atau memicu reaksi alergi.
Dermatitis kontak
Berdasarkan reaksi kulit terhadap zat penyebab dermatitis kontak, gangguan kulit ini dibedakan dalam dua jenis.
Dermatitis kontak iritan: merupakan jenis yang paling sering terjadi. Ketika kulit bersentuhan dengan sesuatu, lalu timbul iritasi di kulit disertai rasa gatal, kemerahan serta nyeri, yang terjadi dalam waktu relatif singkat sejak terjadinya kontak.
Beberapa zat penyebab dermatitis kontak iritan antara lain:
- Sabun dan deterjen
- Bahan pemutih
- Disinfektan
- Bubuk seperti merica
- Debu
- Larutan asam, alkali atau klorin
Dermatitis kontak alergi: merupakan reaksi alergi dari tubuh saat kulit bersentuhan dengan zat tertentu sehingga menyebabkan reaksi radang disertai rasa gatal bahkan nyeri pada kulit. Ruam kulit umumnya terjadi lebih lambat, bisa beberapa hari setelah kontak dengan bahan penyebabnya.
Beberapa zat yang bisa menyebabkan dermatitis kontak alergi antara lain:
- Logam seperti nikel, kobalt
- Perhiasan
- Benda berbahan latex
- Tekstil, karena mengandung pewarna dan resin
- Beberapa jenis tumbuhan tertentu terutama yang mengandung racun
- Tato, khususnya zat pewarna yang terkandung pada tato
- Kosmetika
Beberapa Profesi yang Berisiko Dermatitis Kontak
Beberapa jenis profesi mengharuskan pekerjanya menyentuh langsung zat-zat tertentu, dan rentan mengalami dermatitis kontak, seperti penata rambut, pembuat tahu, pengrajin batik, pembuat sepatu, koki, ahli kimia, pekerja medis, pekerja konstruksi, dan lain sebagainya.
Penata rambut sering menyentuh bahan-bahan untuk mewarnai, bleaching, meluruskan atau mengeritingkan rambut yang mengandung zat kimia seperti amonia dan timbal yang bersifat keras bagi kulit. Pada pengrajin batik, bahan tekstil dan pewarna batik mengandung zat seperti resin yang bisa menyebabkan dermatitis kontak.
Penata rambut berisiko mengalami dermatitis kontak.
Selain profesi di atas, orang yang pekerjaannya mengharuskan kontak dengan air dengan frekuensi sering, juga rentan mengalami dermatitis kontak iritan. Contohnya pelatih renang, penjaga pantai, nelayan, bahkan ibu rumah tangga. Kulit berkurang kelembapannya sehingga menjadi kering, pecah-pecah, terkadang gatal-gatal dan terasa terbakar.
Bila Anda memiliki pekerjaan yang rentan terkena dermatitis kontak, gunakan selalu pelindung tangan agar terhindar dari kontak langsung dengan bahan penyebabnya. Jika timbul tanda-tanda dermatitis tersebut, segera periksakan ke dokter spesialis kulit dan kelamin. Dokter kulit akan memberikan tes alergi dan menentukan pengobatan yang tepat bagi Anda.