Waspadai Bahaya Sifilis, IMS Ini Dapat Menyebabkan Kematian
Apa itu Sifilis?
Sifilis adalah salah satu Infeksi Menular Seksual (IMS) yang ditularkan melalui kontak seksual, baik itu penetrasi vaginal, oral maupun anal dengan orang yang terinfeksi. Selain hubungan seksual, sifilis juga dapat ditularkan melalui penggunaan jarum suntik yang telah terinfeksi. Ibu hamil yang menderita sifilis dapat menularkan penyakit tersebut kepada bayinya. Kondisi ini dinamakan sifilis kongenital.
Penyakit sifilis disebabkan oleh bakteri bernama Treponema pallidum. Bakteri ini tidak dapat bertahan lama di udara, sehingga tidak dapat ditularkan melalui toilet, kolam renang, kamar mandi, serta berbagi peralatan makan atau pakaian.
Gejala dan Tahapan Sifilis
Setelah bakteri menginfeksi tubuh, gejala baru muncul sekitar 3 minggu kemudian. Gejalanya pun berbeda-beda tergantung tahapannya. Namun ada pula kasus dimana penderita tidak merasakan gejala apapun dalam waktu yang lama.
Infeksi sifilis terbagi menjadi empat tahap, yaitu:
Sifilis Primer
Gejala pada Sifilis Tahap Awal
Pada tahap primer, gejala muncul setelah 2-4 minggu setelah terinfeksi. Ditandai dengan munculnya luka kecil di tempat bakteri masuk ke tubuh Anda, seperti alat kelamin, mulut atau anus. Luka ini tidak sakit (chancre), bahkan mungkin tak disadari, namun tetap rentan menulari pasangan. Dalam waktu 1-2 bulan luka akan sembuh dengan sendirinya.
Sifilis Sekunder
Gejala Sifilis Sekunder, muncul ruam di telapak tangan. (Gambar: webmd.com)
Dalam kurun waktu 2 hingga 10 minggu setelah bakteri menjangkit tubuh Anda, muncul tanda-tanda infeksi yang lebih banyak, seperti demam, ruam merah di telapak tangan dan kaki, namun bisa juga di bagian tubuh lainnya seperti penis, vagina atau mulut. Gejala lainnya muncul bercak di sekitar genital yang membasah, mirip kutil kelamin. Selain itu, penderita juga merasa kehilangan nafsu makan, berat badan turun, rambut rontok, sakit kepala, kelelahan serta pembengkakan kelenjar limpa. Tahap ini berlangsung selama 1-3 bulan, kadang hingga 1 tahun.
Sifilis Laten
Bila sifilis sekunder tak diobati, gejala akan hilang sementara (laten) namun akan muncul kembali. Bisa jadi, gejala hilang sama sekali dalam fase ini, namun bukan berarti infeksi lenyap dari tubuh Anda. Setelah 2-3 tahun, sifilis laten berkembang ke fase akhir yaitu sifilis tersier.
Sifilis Tersier
Ini adalah tahapan sifilis paling berbahaya dan dapat menginfeksi berbagai organ vital seperti saraf, jantung, mata, telinga dan lain-lain. Gejala pada tahap ini muncul bertahun-tahun setelah tubuh terinfeksi pertama kali. Tubuh akan mengalami beberapa kondisi antara lain stroke, kerusakan otak, infeksi dan pembengkakan di selaput otak dan tulang belakang, mati rasa, tuli, kebutaan, dementia, pembengkakan pembuluh darah, kelumpuhan hingga kematian.
Sifilis Kongenital (Sifilis pada Bayi)
Bayi dapat tertular sifilis dari Ibu pengidap sifilis. Bila tak diobati, bisa menyebabkan keguguran atau bayi mati di dalam kandungan, atau kematian sesaat setelah bayi lahir. Bila dilahirkan, bayi akan mengalami beberapa komplikasi seperti gangguan pendengaran, pembengkakan hati dan limpa, kelainan batang hidung dan bagian tulang lainnya, serta gangguan otak.
Diagnosa Sifilis
Bila Anda berisiko mendapatkan infeksi ini karena beberapa penyebab berikut seperti berganti-ganti pasangan seksual, melakukan kontak seksual tidak aman, menggunakan jarum suntik bersama atau melakukan tindakan tato yang tidak aman, Anda perlu berhati-hati apabila muncul gejala berupa luka di kelamin, mulut atau daerah anus. Bercak merah yang tidak gatal di wajah, kemudian antara kulit kepala dan wajah, telapak tangan dan kaki, disertai bercak bersisik yang tidak gatal, atau kerontokan rambut. Anda perlu pemeriksaan lebih lanjut oleh dokter spesialis kulit dan kelamin diikuti dengan pemeriksaan darah.
Pengobatan Sifilis
Pada infeksi primer dan sekunder, pilihan antibiotika penisilin menjadi pilihan utama. Dokter akan melakukan serangkaian pemeriksaan dan tes alergi agar pengobatan melalui injeksi dapat diberikan. Beberapa obat oral diindikasikan utk mereka yg alergi penisilin.
Upaya Pencegahan
Seperti IMS pada umumnya, infeksi sifilis dapat dicegah dengan tidak melakukan kontak seksual berisiko, selalu melakukan skrining pada pasangan yang akan menikah dan ibu hamil. Menggunakan kondom pada perilaku seksual berisiko juga menurunkan kemungkinan infeksi.
Bagi Ibu hamil penderita sifilis, konsultasikan segera kepada dokter untuk mengantisipasi kondisi janin yang terinfeksi sifilis. Dokter akan memberikan pengobatan terbaik untuk menurunkan kemungkinan infeksi pada bayi yang dikandung.