PERDOSKI

PERHIMPUNAN DOKTER SPESIALIS KULIT DAN KELAMIN INDONESIA

Indonesian Society of Dermatology And Venereology (INSDV)

25 Apr 2018 | 17:34 WIB

Mengapa Remaja Rentan Infeksi Menular Seksual?

Mengapa Remaja Rentan Infeksi Menular Seksual?
Share:

Walau tak seperti kasus di Amerika yang setengah dari 20 juta kasus IMS (Infeksi Menular Seksual) baru per tahunnya terdiri dari para remaja usia 15-24 tahun, kasus IMS pada remaja di Indonesia juga sudah mulai banyak ditemukan.

Masa remaja memang masa yang rentan IMS. Perkembangan hormonal yang memengaruhi perkembangan fisik, psikologis dan kognitif sedikit banyak menyebabkan remaja mulai menunjukkan ketertarikan pada aktivitas seksual. Tentu saja tanpa pemahaman yang tepat atau informasi yang salah mengenai masalah seksualitas, meletakkan remaja pada risiko tinggi tertular IMS. Perilaku seksual yang tidak aman, atau penyalah gunaan jarum suntik saat menyalahgunakan narkotika,  meningkatkan risiko menyebarnya IMS seperti gonore, klamidia, hingga yang paling parah HIV/AIDS di kalangan remaja.

Makin marak pasien IMS berusia remaja

Menurut Dr. Hanny Nilasari Sp.KK(K), FINSDV, FAADV, pasien infeksi menular seksual kini makin marak yang berusia remaja. Bahkan ada yang masih usia Sekolah Menengah Pertama. Data di RSCM menunjukkan bahwa sekitar 15% dari kasus IMS baru yang dilaporkan, terdiri dari anak berusia 12-22 tahun. Berdasarkan data rekam medis Poliklinik Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Divisi Infeksi Menular Seksual di RSUP dr. Hasan Sadikin tahun 2013 terdapat 900an pasien IMS, dan 9 persen dari jumlah tersebut adalah pasien berusia 10-19 tahun. Sementara RSUD Soetomo, Surabaya, mencatat ada sekitar 30 pasien IMS berusia muda setiap bulannya. Wajar bila akhirnya masalah ini menimbulkan kekhawatiran.

Apa yang dapat dilakukan orangtua?

  1. Berikan pendidikan seks sejak dini terhadap anak. Jika perlu libatkan ahlinya seperti dokter untuk menjelaskan sebab akibat dari pergaulan bebas yang tidak benar. Terkadang remaja yang salah informasi merasa tidak melakukan penetrasi saat aktivitas seksual, namun nyatanya hanya dengan saling menempelkan alat kelamin, atau berciuman saja remaja dapat terinfeksi.
  2. Pendidikan tentangg budaya dan khususnya agama sangat diperlukan. Tanamkan bahwa saling mencintai tidak harus dengan kontak seksual. “Say no to sexual contact”.
  3. Hindari untuk membuat remaja merasa lebih bersalah lagi dan tersisih ketika terkena IMS. Ajak remaja ke dokter spesialis kulit dan kelamin untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut. Kebanyakan infeksi menular seksual masih bisa ditangani dan remaja dapat hidup dengan baik, selama IMS dideteksi dengan dini.

Apa yang dapat dilakukan remaja?

  1. Jujur pada diri sendiri dan orangtua. Jika memang telah melakukan aktivitas seksual secara rutin, segera periksakan ke dokter, karena umumnya Infeksi Menular Seksual tidak menunjukkan gejala khusus, atau bahkan tidak bergejala sama sekali. Tahu-tahu remaja sudah menderita IMS.
  2. Hindari pergaulan bebas dan aktivitas seksual berganti-ganti pacar. Kurangnya pengetahuan, serta kecilnya rasa takut pada remaja, membuat mereka tidak menyadari bahwa IMS sangat mungkin terjadi pada diri mereka.
  3. Dapatkan edukasi tentang seks secara benar. Cari informasi dari ahlinya atau sumber terpercaya, bukan dari teman.
Valorant cheats
uluslararası evden eve nakliyat bloons td 5 unblockedsiverek haber son dakika kahoot bot spammer unblocked redspot tv