Beberapa penyakit kulit memang memiliki gejala yang mirip. Gejala awal penyakit kulit yang umum ditemui antara lain ruam merah dan bintil berisi air. Selain cacar air dan cacar ular, ada penyakit lain yang ditandai dengan bintil berair, yaitu Impetigo.

Impetigo Bukan Cacar

Tidak seperti cacar air atau cacar ular yang disebabkan oleh virus varicella zoster, impetigo adalah penyakit kulit akibat infeksi bakteri streptokokus atau staphylococcus. Umumnya impetigo menyerang anak-anak usia balita. Dimulai dari adanya luka terbuka atau lecet di kulit seperti adanya penyakit eksim, digigit serangga, luka bakar, kulit mengelupas atau lecet, lalu luka tersebut dihinggapi bakteri, maka terjadi impetigo. Impetigo umum terjadi di area mulut, hidung, tangan dan kaki.

Impetigo adalah penyakit kulit menular. Cara penularannya melalui sentuhan langsung dengan kulit orang lain yang terinfeksi. Bisa juga melalui pakaian, sprei, handuk yang telah terinfeksi bakteri streptokokus atau staphylococcus. Bahkan, impetigo bisa juga bisa menyebar ke area kulit lain karena tergaruk oleh anak dan menyentuh bagian kulit lainnya.

BACA JUGA: Mengenal Epidermolisis Bulosa, Penyakit Kulit Turunan yang Langka Beserta Penyebabnya

Gejala Impetigo

Berdasarkan gejalanya, impetigo dibedakan menjadi dua jenis yaitu impetigo krustosa dan impetigo bulosa.

1. Impetigo krustosa (crusted impetigo) adalah jenis impetigo paling umum. Pada penderita muncul bercak-bercak luka basah berwarna kemerahan. Bercak-bercak tersebut tidak terasa sakit namun gatal, dan perlahan berubah menjadi kerak berwarna kuning kecoklatan. Impetigo jenis ini menyerang area di sekitar mulut dan hidung.

2. Impetigo bulosa (blisters impetigo) ditandai dengan lepuhan berisi cairan bening atau nanah dan terasa sakit. Kulit di sekitar lepuhan terasa gatal. Lepuhan ini tidak pecah dan berada di kulit dalam waktu yang lebih lama. Biasanya anak akan menderita demam dan mengalami pembengkakan kelenjar getah bening di sekitar infeksi.

Siapa Saja yang Bisa Terkena Impetigo?

Sebenarnya siapapun bisa terkena impetigo, namun beberapa faktor ini berisiko lebih tinggi terkena impetigo.

• Anak-anak berusia 2-5 tahun, dimana sistem kekebalan tubuh mereka belum sempurna. Anak-anak juga memiliki interaksi fisik yang tinggi di lingkungan sekolah dan tempat bermain, sehingga lebih rentan terkena impetigo.
• Penderita eksim dan infeksi kulit lainnya, yang biasanya gatal lalu berpotensi luka akibat garukan.
• Memiliki luka terbuka pada kulit seperti pada penderita diabetes, luka bakar, luka gigitan serangga maupun ruam kulit.

Penanganan Impetigo dan Upaya Pencegahan

Pada kasus impetigo yang menginfeksi area yang terbatas, dokter akan meresepkan salep antibiotik. Jika infeksi lebih berat dan mengenai area yang lebih luas, dokter akan mengkombinasikan dengan antibiotika minum. Gejala akan berkurang dan penderita dapat pulih dalam waktu 1-3 minggu. Bekas luka impetigo pun turut hilang tanpa bekas.

Untuk perawatan di rumah dan sebagai upaya pencegahan, lakukan hal-hal berikut pada anak Anda:

• Jaga kebersihan kulit dengan mandi teratur menggunakan sabun.
• Bila terdapat luka pada kulit, rawat hingga sembuh agar tak menjadi sasaran bakteri untuk hinggap.
• Hindari menggaruk untuk meminimalkan penularan ke bagian tubuh lain.
• Pisahkan penggunaan handuk, sabun, pakaian sehari-hari untuk setiap anggota keluarga. Pada anggota keluarga yang terkena impetigo, pisahkan sementara penggunaan sprei-nya.
• Hindari kontak kulit dengan penderita impetigo.

Bila masih ragu penyakit apa yang diderita anak Anda atau bila anak Anda mengalami komplikasi dari infeksi impetigo, periksakan lebih lanjut ke dokter spesialis kulit Anda.