Ini Jenis-Jenis Kelainan Kulit Yang Paling Sering Dialami Anak
![Ini Jenis-Jenis Kelainan Kulit Yang Paling Sering Dialami Anak](https://perdoski.id/uploads/original/2017/11/media-1509711071.jpg)
Pada anak, terutama bayi yang baru lahir, infeksi, penyakit, atau kelainan kulit sering terjadi. Sebelum Anda khawatir berlebihan, berikut beberapa jenis gangguan kulit yang paling sering dialami anak-anak serta cara penanganannya.
Eksim Atopik
Eksim atopik merupakan salah satu kelainan kulit, atau eksim yang sering terjadi pada bayi dan anak. Ciri-ciri eksim ini bisa dikenali dengan melihat beberapa ciri seperti kulit yang menjadi kering lalu gatal, ruam kemerahan, retak kulit di belakang telinga atau lipatan kulit, penebalan kulit, hingga eksudat (pengeluaran cairan kulit). Pada bayi dan anak-anak yang berusia 0 hingga 2 tahun eksim atopik biasanya akan timbul di daerah pipi dan kulit kepala. Bukan tak mungkin timbul juga pada dahi, telinga, leher, dan kadang-kadang di sekujur tubuh. Untuk anak-anak selain mendapatkan obat oles dari dokter, kebersihannya harus selalu terjaga. Usahakan untuk memilih sabun mandi yang soap free, memilih ph 4-6, dan tidak mengandung pewangi.
Ruam Popok
![](http://www.perdoski.org/uploads/original/2017/11/media-1509711194.jpg)
Biang Keringat
![](http://www.perdoski.org/uploads/original/2017/11/media-1509711207.jpg)
Jangan heran, nyaris semua anak, terutama yang tinggal di daerah tropis pernah mengalami biang keringat. Terutama bila si anak sangat aktif. Penyebab biang keringat adalah tersumbatnya pori-pori kulit dan menghalangi keluarnya keringat. Alhasil pada kulit anak akan timbul bintik-bintik seperti jerawat dan biasanya menyerang bagian leher, punggung, dan kepala. Sering-seringlah mengganti pakaian anak. Pilihkan pula bahan katun yang mudah menyerap keringat.
Hand Feet Mouth Disease (HFMD)
Penyakit HFMD, yang sering disebut Flu Singapur ini sebenarnya tidak berbahaya asal ditangani dengan tepat. Walau HFMD utamanya menyerang bagian mulut, yaitu sariawan yang muncul terlalu banyak hingga tenggorokan, namun juga menyerang tangan kaki. Pada telapak tangan dan kaki akan muncul bintik-bintik kemerahan. Anak bisa sangat tersiksa bila mengalami HFMD ini karena rasa sakit akibat sariawan sangatlah mengganggu. HFMD banyak menyerang anak-anak usia 2 hingga 8 tahun. HFMD sangat mungkin disertai demam tinggi. Pengobatan HFMD sebenarnya bisa dilakukan tanpa harus menjalani proses rawat inap. Namun bila HFMD menyebabkan diare dan dehidrasi, segeralah ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Kutil
Virus HPV atau human pappillomavirus adalah penyebab timbulnya kutil pada kulit anak. Ada banyak sekali jenis virus HPV, sebagian cenderung menyebabkan tumbuhnya kutil pada kulit anak. Virus ini menstimulasi pertumbuhan sel-sel lapisan luar kulit. Kutil dapat menular. Biasakan anak-anak untuk selalu mencuci tangan dengan sabun. Usahakan mencegah anak untuk meminjam atau menyentuh benda-benda yang dipegang oleh si empunya kulit. Kutil umumnya dapat hilang dengan sendirinya, namun bila menunjukkan kondisi abnormal, misalnya mengeluarkan darah, segeralah ke dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.
Cacar Air
![](http://www.perdoski.org/uploads/original/2017/11/media-1509711071.jpg)
Seperti yang sudah kita ketahui, cacar air disebabkan oleh virus Herpes Varicella Zooster. Anak yang menderita cacar air akan mengalami demam tinggi sekitar 1-2 hari. Lalu di permukaan kulitnya akan muncul gelembung berisi air. Setelah pecah bekas gelembung yang kini berbentuk bintik itu akan mengering. Jangan lupa untuk selalu mematuhi jadwal vaksin cacar. Minta anak untuk tidak terlalu sering atau menyentuh bintik cacar air.
Impetigo
![](http://www.perdoski.org/uploads/original/2017/11/media-1509711200.jpg)
Infeksi bakteri yang sering terjadi pada anak adalah impetigo. Kelainan kulit yang timbul dapat berupa lepuh berisi cairan / nanah yang cepat pecah, dan meninggalkan keropeng warna kekuningan di area sekitar lubang hidung atau mulut. Kelainan kulit ini bisa juga disertai dengan demam. Jika sudah terkena, selalu jaga kebersihan kulit anak. Usahakan agar anak tidak menyentuh lukanya, untuk mencegah penyebaran melalui tangan. Jangan lupa untuk cuci tangan dengan sabun setelah menyentuh luka.